Berdua Curhat, Polisi Buat Tersenyum Dan Penuh Tawa Warganya

Makassar ——– Fungsi Binaan Masyarakat yang di emban oleh Personil Kepolisian secara khusus dituntut memiliki dua Wajah. Saat ini kita menyadari bahwa kerap ada jarak antara Polri dan masyarakat. Kali ini teori tersebut terbantahkan dengan adanya fakta seorang Personil Polri yakni Aiptu Muhlis (Pers.Bhabinkamtibmas Polsek Mamajang Polrestabes Makassar di Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang Kota Makassar) melakukan sambang dialog sangat akrab dengan salah satu warganya. (Jumat,1605/2025) Pagi.
Entah apa yang merasuki seorang warga tersebut seolah digelitik oleh Aiptu Muhlis, melihat jepretan dokumentasi nampak senyum dan tawa lepas dihadapan pak Polisi.
Saat dikonfirmasi, Aiptu Muhlis hanya mengatakan saya bersyukur bisa membuatnya senyum dan tertawa, pribadi kami curhat seribu pembahasan sembari menikmati cemilan sederhana.
Dalam pandangan Aiptu Muhlis….Menurut dia, bahwa kita dalam melaksanakan tugas dimana saja sangatlah mengutamakan tupoksi melindungi, melayani dan mengayomi. Kadang perlu bumbu kedekatan dengan masyarakat agar rasa segan atau ada jarak menjadi penghalang. Hal tersebut karena kurangnya komunikasi yang baik dari Polri kepada masyarakat. “Kalau polisi tidak mau komunikasi dengan masyarakat, ya tidak bisa. Nanti apa pun yang dilakukan polisi tidak ada dukungan,” kata Aiptu Muhlis,
Seorang warga pun menyelutuk. “Tapi, polisi galak-galak,” kata dia. Singgung warga tersebut membuat reaksi Aiptu Muhlis berlagak lebay dan gerakan tangan melayu “Kalau saya tidakji pak” hingga membuat warga tersenyum penuh tawa. Akhirnya serius santai pun menjadi cuaca hangat dicurhatan pak polisi dengan warganya.
Ditempat terpisah Kapolsek Mamajang AKBP Arifuddin Amiruddin,.SE,.MH mengatakan bahwa polisi dituntut memiliki dua wajah. “Polisi wajahnya minimal ada dua. Polisi harus ramah, berwajah senyum kalau melayani masyarakat. Tapi, polisi harus galak kalau polisi melakukan penegakan hukum,” kata Beliau.
Menyadari bahwa komunikasi yang dibangun Polri dengan masyarakat sangat terbatas. Jika masyarakat dihampiri polisi, terkesan orang tersebut telah melakukan pelanggaran hukum.
“Rasanya kalau mendekati masyarakat, ada tindakan hukum. Padahal tidak seperti apa yang pada mindset kita, dan kita wajib menerima mendengar curhat siapa tahu ada solusi….komedian sedikit dalam pelaksanaan tugas guna menjalin keakraban adalah strategi tersendiri, ujar Perwira Dua Melati.
AKBP Arifuddin Amiruddin,. mengatakan, tugas yang dihadapi Polri ke depan cukup dan makin berat sehingga butuh dukungan penuh dari masyarakat. Salah satu bentuk dukungan itu, kata dia, yaitu tidak melakukan pelanggaran hukum. “Senjata polisi tidak hanya pistol, gas air mata, tapi dukungan masyarakat,” ungkapnya.